RSS

Senin, 03 Oktober 2011

HELEN KELLER

“Jangan pernah mau menyerah pada nasib”

Helen Keller lahir di Tuscumbia, Amerika pada tanggal 27 Juni 1880. Ketika berusia 19 bulan ia menderita sakit panas yang menyebabkan ia kehilangan pendengaran dan penglihatan. Karena tidak bisa mendengar dan melihat, Helen tak mampu meniru perkataan orangtuanya sehingga kemampuan berbicaranya terbatas. Akibatnya dia mudah marah dan tak bisa menguasai emosi. Suatu hari, dia marah besar bahkan melempar adiknya yang masih bayi ke tanah, untung ibunya segera datang. Setelah mengalami peristiwa mengerikan, orang tua Helen memutuskan mengundang guru ahli untuk mendidiknya. Sesudah melalui proses yang panjang akhirnya mereka mendapat seorang guru privat, Nona Anne Sullivan.

Kedatangan Bu Sullivan mendapat sambutan kurang baik dari Helen, sehingga terjadi sedikit keributan. Karena cacat, maka kebiasaan makan Helen sangat buruk, yaitu makan dengan tangan sambil berjalan mondar mandir seperti anjing kecil. Bu Sullivan bertekad mengubah kebiasaan jelek ini. Setelah berupaya keras, dia berhasil mengajarkan cara makan yang benar pada Helen yang manja. Dalam proses mendidik Helen, sering Bu Sullivan tidak sepaham dengan orang tua Helen karena mereka sering ikut campur. Karena itulah Bu Sullivan minta izin tinggal di berdua saja dengan Helen di rumah kecil yang berjarak kira-kira 500 m dari rumah orang tua Helen.

Pada awalnya Helen berontak karena tidak terbiasa. Setelah Bu Sullivan mengajarkan berbagai prakarya yang menarik, Helen merasa senang sehingga semua rasa permusuhan lenyap. Lambat laun, Helen tidak saja bisa membuat kalung dari manic-manik tetapi juga bisa membuat syal. Karena Helen senang permainan dengan jari, akhirnya Bu Sullivan mengajarkan bahasa isyarat.

Kendati telah belajar banyak perbendaharaan kata tapi Helen sama sekali tidak mengetahui artinya, dia menganggap semua ini hanyalah permainan belaka. Hingga pada suatu hari saat Bu Sullivan mengajak Helen berjalan-jalan, mereka mendekati pompa air. Saat Helen meraba air yang dingin dan Bu Sullivan menulis kata ‘air’ di tangannya, barulah Helen menyadari bahwa semua benda yang ada di dunia ini memiliki nama. Asal mengetahui namanya, maka dia bisa komunikasi dengan orang lain. Mengetahui hal ini, Helen amat gembira lalu dia berusaha keras belajar. Bu Sullivan sangat puas mengetahui kemajuan Helen.

Setelah beberapa waktu Bu Sullivan memutuskan untuk membawa Helen ke Boston untuk menerima pendidikan formal. Mereka menuju ke bekas sekolah Bu Sullivan yaitu sekolah Perkins. Karena disini banyak murid buta tuli, dengan gembira Helen berbicara dengan bahasa isyarat pada teman-temannya.

Saat liburan musim panas Bu Sullivan mengajak Helen bermain di pantai sedangkan waktu liburan musim dingin, mereka pergi ke gunung bermain kerata luncur dan membuat orang-orang dari salju. Selain senang bermain, Helen juga serius dalam pelajaran. Berturut-turut dia belajar ilmu bumi, sejarah, tata bahasa, matematika dan lain-lain.

Tahun 1890, Bu Sullivan membawa Helen menemui seorang guru yang mengajar di sekolah tuna netra dan rungu. Nona Sarah, Bu Sarah melatih Helen berbicara. Helen tidak saja serius ketika diajari, di rumah dia juga rajin berlatih, sehingga saat pulang dia berhasil berbicara seperti orang biasa dan membuat kedua orangtuanya sangat terharu.

Setelah belajar bicara, Helen belajar lebih giat untuk mewujudkan cita-citanya masuk Perguruan Tinggi. Setelah melewati perjalanan panjang yang sulit, tahun 1900 dia berhasil lulus tes dan kuliah di Harvard. Empat tahun kemudian Helen berhasil lulus dengan nilai memuaskan. Helen juga menjadi orang buta tuli pertama di dunia yang lulus di Perguruan Tinggi.

Sejak itu Bu Sullivan menemani Helen berceramah di berbagai tempat, mencari dana buat orang-orang cacat. Tahun demi tahun, mereka telah mengelilingi hampir seluruh Amerika. Akibat terlalu lelah, Bu Sullivan jatuh sakit dan meninggal pada 20 Oktober 1936. Meski dengan kesedihan yang mendalam Helen tetap semangat berceramah demi kesejahteraan orang-orang cacat di dunia.

Tahun 1945, berbagai Negara di seluruh dunia mulai membuat Undang-undang perlindungan terhadap orang-orang cacat. Ini adalah sebuah perjuangan Helen. Helen Keller meninggal dunia pada tanggal1 Juni 1968 di usia 87 tahun.

Dari Seri Tokoh Dunia ‘Helen Keller’

************Seorang yang punya kekurangan tapi tak merasa terbatasi untuk berbuat yang terbaik untuk dirinya, lingkungannya, dan dunia terutama bagi yang memiliki khususan. Dengan sebuah cita-cita “Masyarakat mau menghargai orang-orang cacat”.

Trus, bagaimana dengan kita yang dianugrahi panca indra normal, apa yang telah kita perbuat untuk orang lain ?. Cabalah kita merenung sejenak dari cerita di atas….

Menjelang siang di kantor

Kamis, 07 Juli 2011

Lima Kali Yang Terlupakan


Sore yang mendung tapi belum tentu akan turun hujan. Saya seperti biasanya, kebiasaan/rutinitas sore menjelang Magrib duduk di beranda rumah sambil baca koran harian lokal. Dan, sesekali terlibat perbincangan dengan Ibu kost yang juga membaca buku.

Lembar demi lembar pun terlalui. Hati saya bergetar setelah membaca salah satu rubrik yang memuat pencerahan agama Islam. Mengulas topik ‘Arti Panggilan Adzan’ yang ditulis oleh Ustadz Sayhril Wanda Putra.

Menurut Said Jibair, bahwa Ibnu Abbas seringkali menangis ketika mendengar adzan, sampai-sampai sorbannya basah oleh air mata.

Ketika ada yang menanyakannya mengapa begitu ?. Ibnu Abbas menjawab “Seandainya semua orang tahu makna seruan muadzin itu, pasti tidak akan dapat beristirahat dan tak akan dapat tidur nyenyak”.

Selanjutnya Ibnu Abbas menjelaskan, makna satu persatu dari kalimat adzan tersebut.

*Seruan ‘Allohu Akbar’ mengandung makna seakan-akan ada kalimat ‘Wahai sekalian manusia yang sedang sibuk mengurusi harta duniawi, berhentilah sejenak. Sambutlah seruan ini. Istirahatkanlah badanmu dan segeralah beramal baik demi kepentingan dan keuntungan dirimu sendiri”.

*Seruan ‘Asyhadu anlaa ilaaha illallaah’ seakan-akan muadzin berkata ‘Aku mohon persaksian semua masyarakat langit dan bumi, bagiku di sisi Allah kelak di hari kiamat bahwa aku telah menyeru kalian !’.

*Seruan ‘Asyhadu anna muhammadan rosulullah’ seakan-akan muadzin berkata ‘Aku mohon persaksian dari para Nabi (khususnya) Muhammad SAW, kelak di hari kiamat, bahwa aku telah memberi tahu kepada kalian setiap hari lima kali !’.
*Seruan ‘hayya alaash sholaa’ seakan-akan muadzin berkata ‘Sungguh Allah telah telah menegakkan shalat bagi kalian maka tegakkanlah shalat itu’.

*Seruan ‘hayya alal falaah’ seakan-akan muadzin berkata ‘Masuklah kalian dalam rahmat dan peganglah petunjuk-petunjuk bagimu !’.

*Seruan ‘Allohu Akbar’ seakan-akan muadzin berkata ‘Segala pekerjaan (urusan duniawi) terlarang bagimu, sebelum kamu melaksanakan shalat’.

Dan, *Seruan ‘Laa ilaaha illaallaah’ seakan-akan muadzin berkata ‘Inilah amanat tujuh lapisan bumi dan langit, sudah berada di pundakmu, maka terserah kalian, akan kau laksanakan atau tidak’.

Namun hal-hal seperti ini jarang kita pikirkan.

Apakah karena sudah terlalu sering atau terlalu biasa di telinga kita sehingga kita mengabaikannya. Sampai tak ada sedikit getar pun saat mendengarkan Adzan. Yah… lima kali sehari semalam kita diingatkan. Untuk meluangkan waktu + 15 menit untuk bermunajat kepada-Nya.

Marilah kita menata kembali hal-hal yang terlalaikan. Menuju sesuatu yang lebih baik.

Rabu, 15 Juni 2011

Sedekah, Sederhana Aja….

Sedekah merupakan salah satu dari 9 keajaiban Sunnah Rasulullah. Dan sedekah mendatangkan kebahagiaan dan menghilangkan kesusahan.

“Wahai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah kami berikan kepadamu” (QS. Al Baqarah (2) : 254)

Orang yang suka bersedekah mendapat jaminan surga dari Allah bahwa sedekah akan melindunginya di hari Perhitungan. Dalam riwayat Ibnu Hibban dan Hakim dari ‘Uqbah, ia mendengar Rasulullah SAW, bersabda, “Setiap orang bernaung di bawah perlindungan sedekahnya hingga ditetapkan hisab (perhitungan) di antara manusia di yaumil akhir.

Beberapa macam sedekah :

1.      Senyuman
Senyuman ikhlas yang diberikan untuk orang lain merupakan sedekah. Dengan senyuman, kita dapat merapatkan ukhuwah dan kasih sayang serta menggemberikan hati orang lain.

2.      Amar makrum dan nahi mungkar
Berpesan dengan kebaikan dan mencegah terjadinya kemungkaran merupakan satu sedekah. Keadaan ini bisa juga diartikan sebagai menyelamatkan teman kita dari azab neraka.

3.      Membantu menyelesaikan masalah orang lain
Dalam satu haditsnya, Rasulullah SAW, menyatakan bahwa menunjukkan jalan kepada orang yang sesat merupakan sedekah. Jika kita menyelesaikan kesusahan dan melepaskan saudara kita dari kesempitan, perbuatan kita itu dianggap sebagai sedekah.

4.      Membuang benda yang menjadi penghalang di jalan
Membuang benda-benda yang berbahaya dan menghalangi serta mengganggu perjalanan seperti duri, kaca, kayu dan sebagainya merupakan sedekah.

5.      Uang atau harta benda
Kita mengulurkan sedekah atau harta benda lain seperti pakaian, makanan, tempat tinggal, dan tanah tempat kediaman juga merupakan sedekah.

Sedekah ? Sederhana aja. Seperti sebuah senyuman, sederhana bukan ?. Sangat simpel malah tak memerlukan biaya hanya cukup mengerakkan mulut dan bibir membentuk segaris senyuman diiringi kesumringahan wajah dan mata terciptalah sebuah senyuman. Senyum yang tulus yah… Sudah bernilai sedekah.

“Allah telah memberikan anugrah kepadamu maka keluarkan anugrahNya harta akan sirna dan umur akan berakhir pula. Harta itu laksana air, jika kau simpan akan bau dan jika kau alirkan akan senantiasa segar”

Semakin banyak engkau berbagi, semakin banyak engkau menerima

Senin, 13 Juni 2011

Kisah 22 Pertanyaaan

Kisah Nyata Seorang Pemuda Arab Yang Menimba Ilmu Di Amerika

Ada seorang pemuda arab yang baru saja menyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan ia mampu mendalaminya. Selain belajar, ia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika, ia berke-nalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah SWT memberinya hidayah masuk Islam.
Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas di dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut. Temannya itu meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja. Semula ia berkeberatan. Namun karena ia terus mendesak akhirnya pemuda itupun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka. Ketika pendeta masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk.
Di saat itu si pendeta agak terbelalak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, "Di tengah kita ada seorang muslim. Aku harap ia keluar dari sini." Pemuda arab itu tidak bergeming dari tempatnya. Pendeta tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun ia tetap tidak bergeming dari tempatnya. Hingga akhirnya pendeta itu berkata, "Aku minta ia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya." Barulah pemuda ini beranjak keluar.
Di ambang pintu ia bertanya kepada sang pendeta, "Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang muslim." Pendeta itu menjawab, "Dari tanda yang terdapat di wajahmu." Kemudian ia beranjak hendak keluar. Namun sang pendeta ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini, yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memojokkan pemuda tersebut dan sekaligus mengokohkan markasnya. Pemuda muslim itupun menerima tantangan debat tersebut.
Sang pendeta berkata, "Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat."
Si pemuda tersenyum dan berkata, "Silahkan!
Sang pendeta pun mulai bertanya:
  1. Sebutkan satu yang tiada duanya, 
  2. Dua yang tiada tiganya,
  3. Tiga yang tiada empatnya,  
  4. Empat yang tiada limanya, 
  5. Lima yang tiada enamnya,
  6. Enam yang tiada tujuhnya,
  7. Tujuh yang tiada delapannya,
  8. Delapan yang tiada sembilannya,  
  9. Sembilan yang tiada sepuluhnya,
  10. Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh,  
  11. Sebelas yang tiada dua belasnya,
  12. Dua belas yang tiada tiga belasnya,
  13. Tiga belas yang tiada empat belasnya. 
  14. Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh! 
  15. Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya? 
  16. Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga?    
  17. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya? 
  18. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!  
  19. Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diadzab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api? 
  20. Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yang diadzab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu?   
  21. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar!  
  22. Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?" 
Mendengar pertanyaan tersebut pemuda itu tersenyum dengan senyuman mengandung keyakinan kepada Allah. Setelah membaca basmalah ia berkata,
  1. Satu yang tiada duanya ialah Allah SWT.
  2. Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang. Allah SWT berfirman, "Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tan-da (kebesaran kami)." (Al-Isra': 12).
  3. Tiga yang tiada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.
  4. Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur'an.
  5. Lima yang tiada enamnya ialah shalat lima waktu.
  6. Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ketika Allah SWT menciptakan makhluk.
  7. Tujuh yang tiada delapannya ialah langit yang tujuh lapis. Allah SWT berfirman, "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang." (Al-Mulk: 3).
  8. Delapan yang tiada sembilannya ialah malaikat pemikul Arsy ar-Rahman. Allah SWT berfirman, "Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka." (Al-Haqah: 17).
  9. Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu'jizat yang diberikan kepada Nabi Musa j: tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang.*
  10. Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah kebaikan. Allah SWT berfirman, "Barangsiapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat." (Al-An'am: 160).
  11. Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah saudara-saudara Yusuf .
  12. Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah mu'jizat Nabi Musa  yang terdapat dalam firman Allah, "Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, 'Pukullah batu itu dengan tongkatmu.' Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air." (Al-Baqarah: 60).
  13. Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah saudara Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.
  14. Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Shubuh. Allah SWT ber-firman, "Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing." (At-Takwir: 18).
  15. Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus AS.
  16. Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Yusuf , yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala." Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka, " tak ada cercaaan ter-hadap kalian." Dan ayah mereka Ya'qub berkata, "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
  17. Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara keledai. Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keledai." (Luqman: 19).
  18. Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapak dan ibu adalah Nabi Adam, malaikat, unta Nabi Shalih dan kambing Nabi Ibrahim.
  19. Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diadzab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah SWT berfirman, "Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim." (Al-Anbiya': 69).
  20. Makhluk yang terbuat dari batu adalah unta Nabi Shalih, yang diadzab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ash-habul Kahfi (penghuni gua).
  21. Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah tipu daya wanita, sebagaimana firman Allah SWT, "Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar." (Yusuf: 28).
  22. Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah tahun, ranting adalah bulan, daun adalah hari dan buahnya adalah shalat yang lima waktu, tiga dikerjakan di malam hari dan dua di siang hari.
Pendeta dan para hadirin merasa takjub mendengar jawaban pemuda muslim tersebut. Kemudian 
ia pamit dan beranjak hendak pergi. Namun ia mengurungkan niatnya dan meminta kepada pendeta agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh sang pendeta.
Pemuda ini berkata, "Apakah kunci surga itu?" mendengar pertanyaan itu lidah sang pendeta menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rona wajahnya pun berubah. Ia berusaha menyem-bunyikan kekhawatirannya, namun hasilnya nihil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun ia berusaha mengelak.
Mereka berkata, "Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya ia jawab, sementara ia hanya memberimu satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya!"
Pendeta tersebut berkata, "Sungguh aku mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, namun aku takut kalian marah."
Mereka menjawab, "Kami akan jamin keselamatan anda."
Sang pendeta pun berkata, "Jawabannya ialah: Asyhadu an La Ilaha Illallah wa anna Muhammadar Rasulullah."
Lantas sang pendeta dan orang-orang yang hadir di gereja itu memeluk agama Islam. Sungguh Allah telah menganugrahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda muslim yang bertakwa.**
* Penulis tidak menyebutkan yang kesembilan (pent.)
** Kisah nyata ini diambil dari Mausu'ah al-Qishash al-Waqi'ah melalui internet, www.gesah.net

Selasa, 07 Juni 2011

MERAIH KEBERKAHAN WAKTU


“Motivasi adalah sesuatu yang membuat Anda memulai, kebiasaan adalah sesuatu yang membuat Anda melanjutkan”
(Jim Ryan)

Setiap manusia yang hidup di muka bumi ini melewati waktu yang sama, yaitu 60 detik dalam satu menit, 60 menit dalam satu jam, 24 jam dalam sehari semalam, 7 hari dalam seminggu, 52 minggu dalam setahun, 365 hari dalam satu tahun dan seterusnya. Jika anda saat ini telah menginjak usia 60 tahun dan rata-rata tidur 8 jam sehari maka anda telah memakai waktu selama 20 tahun hanya untuk tidur saja.

Itu sekedar ilustrasi yang patut menjadi bahan perenungan kita bersama. Ternyata, kita banyak menggunakan waktu hanya untuk pekerjaan yang kurang bermanfaat. Survey membuktikan bahwa untuk urusan tidur saja, seseorang dapat menghabiskan waktu yang begitu panjangnya. Sungguh ironis, apalagi jika orang tersebut belum mempunyai prestasi yang besar dan bermanfaat bagi masyarakat.

Simaklah sebuah ilustrasi mengenai “Manajemen Waktu” berikut ini :

Pada suatu hari, sang ahli “Manajemen Waktu” ini berbicara di depan sekelompok mahasiswa jurusan bisnis. Ia memakai ilustrasi yang tidak akan mudah dilupakan oleh para mahasiswa.

Ketika ia berdiri di hadapan mahasiswanya, ia berkata, “Baiklah, sekarang waktunya kuis!”

Kemudian ia mengeluarkan toples berukuran galon yang bermulut cukup besar dan meletakkannya di atas meja. Ia juga mengeluarkan selusin batu berukuran sebesar kepalan tangan dan meletakkannya satu per satu ke dalam toples dengan penuh hati-hati.

Ketika batu-batu itu memenuhi toples hingga tidak ada lagi batu yang muat untuk masuk ke dalamnya, ia pun bertanya, “Apakah toples ini telah penuh?”

Semua mahasiswa menjawab serentak, “Sudah!”

Kemudian ia bertanya, “Benarkah?”

Para mahasiswanya menjawab mantap, “Benar!”

Dengan senyum di bibir, ia lalu meraih sekeranjang kerikil dari bawah meja. Ia memasukkan kerikil-kerikil itu ke dalam toples dengan sedikit mengguncang-guncangkannya sehingga kerikil itu mendapat tempat di antara celah-celah batu-batu itu.

Ia pun bertanya sekali lagi kepada mahasiswanya, “Apakah toples ini sudah penuh?”
Kali ini mahasiswanya hanya tertegun.

“Mungkin belum!” salah satu dari mereka menjawab dengan agak ragu.

“Bagus!” jawabnya tegas

Masih dengan senyum, kembali tangannya meraih bagian bawah meja dan dikeluarkannya sekeranjang pasir. Ia mulai memasukkan pasir itu ke dalam toples dan pasir itu dengan mudah langsung memenuhi ruang-ruang kosong di antara kerikil dan bebatuan.

Sekali lagi ia bertanya, “Apakah toples ini sudah penuh?”

“Belum!” serentak mahasiswanya menjawab, seakan telah mengerti apa yang dimaksud sang ‘Manajemen Waktu” itu.

Sekali lagi ia berkata, “Bagus!”

Ia lalu mengambil sebotol air dan mulai menyiramkannya ke dalam toples hingga toples itu terisi penuh.

Si Ahli itu menatap tajam setiap maata para mahasiswanya dan bertanya, “Apakah maksud dari ilustrasi ini?”

Seorang mahasiswa yang antusias langsung menjawab, “Maksudnya, betapa pun penuhnya jadwal Anda, jika Anda berusaha pasti masih dapat menyisipkan jadwal lain ke dalamnya!”

“Bukan!” jawab si Ahli

Para mahasiswa itu terperangah dan merasa bingung. Sebagian dari mereka, mulutnya terkatup.

“Bukan itu maksudnya. Sebenarnya, ilustrasi ini mengajarkan kepada kita semua bahwa jika bukan batu besar yang pertama kali kalian masukkan maka kalian tidak akan pernah dapat memasukkan batu besar itu ke dalam toples tersebut,” ujar si Ahli mengutarkan maksud dari ilustrasi tadi.

“Apakah wujud ‘batu-batu besar’ dalam hidupmu?” kata sang Ahli itu selanjutnya, “mungkin masa depan anak-anakmu, suami atau istrimu, orang-orang yang kalian sayangi, persahabatanmu, kesehatanmu dan mimpi-mimpimu, serta segala hal yang kalian anggap paling berharga dalam hidup.”

Selanjutnya, ia memperingatkan mereka, “Ingatlah untuk selalu meletakkan ‘batu-batu besar’ tersebut sebagai yang pertama atau kalian tidak akan pernah mempunyai waktu untuk memperhatikannya. Jika kalian mendahulukan hal-hal yang kecil dalam prioritas waktu maka kalian hanya memenuhi hidup dengan hal-hal yang kecil, kalian tidak akan mempunyai waktu untuk melakukan hal-hal yang besar dan berharga dalam hidup.”

Begitulah akhirnya sang Ahli “Manajemen Waktu” itu berhasil menggugah para mahasiswanya untuk sungguh-sungguh memanfaatkan waktu mereka yang berharga itu dengan hal-hal yang besar dan tujuan-tujuan besar. Kisah di atas tentu telah menggugah kita untuk memahami bahwa jika kita tidak pandai dalam mengelola waktu maka kita akan selamanya akan mengerjakan pekerjaan yang kecil saja dan tidak pernah sempat “berpikir besar” atau melakukan hal-hal yang besar sehingga prestasi kita hanya kecil-kecil saja.

*Grasping The Success*
*Nelson Anand*



Selasa, 31 Mei 2011

Danau Toba


Yah, setelah sekian lama tak pernah rekreasi kini tiba saatnya untuk me-refresh jiwa raga setelah tiap hari senantiasa berkecimpung dengan komputer.

Saya dan rombongan berangkat ke Parapat dengan tujuan utama objek wisata yang sudah mendunia “Toba Lake” terus nantinya perjalanan kami akan dilanjutkan ke Kebun Binatang Pematang Siantar dan sebelum balik lagi ke Canovan City kami akan terlebih dahulu singgah di Ramayana Plaza Pematang Siantar.

Tepat jam 23.30 WIB, kami berangkat ke Parapat dengan minibus carteran sambil membawa anak-anak sekolah. Sepanjang jalan yang dilewati penuh nuansa lampu-lampu rumah warga dan perkantoran, ah… sungguh pemandangan di malam hari.

Memasuki wilayah Kabupaten Simalungan, dinginnya kian terasa menggigit pada raga berbalut kulit. Dingin nian!!!!!

Gerimis menyapa datangnya Subuh
Kumandang Adzan pun mulai menyeru
Para Pecinta Tuhan
Membasuh raga dengan dinginnya air pinggiran Danau Toba
Menenggelamkan jiwa dalam zikir cinta
Menyatukan ruh dengan Pencipta Semesta
Bermunajat sampaikan angan beserta asa
Lewat puja puji dalam kemesraan
Menyenandungkan bait-bait rindu pada-Mu
Ya…… Rahmaan
Ya…. Rahiim

Usai shalat Subuh, kami memasuki lokasi Wisata Danau Toba. Menyelusuri jalan menuju pinggiran danau. Setelah tawar menawar kami mendapatkan sepetak tempat duduk berukuran + 3 x 3 m.

Hah… lega rasanya bisa meluruskan badan sambil menghirup aroma pagi Danau Toba. Menunggu sunrise, fajar menyingsing bersama semburat kejinggaan seiring sapa hangat sang mentari pagi. Menyinari permukaan danau yang tenang.

Pinggiran Danau Toba


 Nich kapal yang mau ke TOMOK

Yah… sekarang saatnya menyatukan jiwa raga dengan keindahan lukisan Ilahi pada semesta. Sungguh menenangkan jiwa. Me-refresh otak yang selama ini telah melanglang buana dan surfing salah satu sisi dunia teknologi.


Dan, untuk me-refresh-nya. Les’t go swim. Ayo berenang…..

Berendam sambil berenang mendinginkan suasana hati, membasuh seluruh jiwa raga, menyucikan ruh…., mengembalikan diri ke fitrah… (macam puasa aja).


 Segeerrr, berenang.....

Usai berenang dan mandi. Perjalanan dilanjutkan ke TOMOK via BATU GANTUNG. Batu gantung adalah legenda masyarakat Samosir. Konon kabarnya, Batu Gantung adalah jelmaan dari seorang gadis yang bunuh diri karena tidak menerima perjodohan dengan paribannya.

Perjalanan ke Tomok memakan waktu + 1 jam mengarungi Danau Toba. Setibanya di Tomok, kami menuju lokasi wisata PATUNG SIGALE-GALE. Puas berfose dengan gaya seleb, perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri pasar souvenir khas Danau Toba. 


Vina foto ama Patung Sigale-gale

Satu jam di Tomok, capek juga…

Yah, istirahat sambil menunggu kapal jemputan.

Menjelang sore, perjalanan dilanjutkan ke Kebun Binatang Pematang Siantar. Meskipun tak banyak koleksi binang yang ada di sana, cukup menghibur juga bersama anak-anak sekolah yang kami bawa. Menjelajah keasrian lokasi wisata kebun binatang sambil mengamati tingkah pola satwa penghuni kebun binatang.






Usai dari kebun binatang perjalanan dilanjutkan ke Ramayana Plaza di daerah yang sama. Selanjutnya pulang ke daerah asal ‘Canovan City’. Perjalanan yang diisi dengan acara tidur karena udah capek seharian. Mulai dari berenang, jalan-jalan, foto-foto gaya seleb dan gak ketinggalan shopping.

Satu episode refreshing di tahun ini bersama anak-anak sekolah.