RSS

Rabu, 15 Juni 2011

Sedekah, Sederhana Aja….

Sedekah merupakan salah satu dari 9 keajaiban Sunnah Rasulullah. Dan sedekah mendatangkan kebahagiaan dan menghilangkan kesusahan.

“Wahai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah kami berikan kepadamu” (QS. Al Baqarah (2) : 254)

Orang yang suka bersedekah mendapat jaminan surga dari Allah bahwa sedekah akan melindunginya di hari Perhitungan. Dalam riwayat Ibnu Hibban dan Hakim dari ‘Uqbah, ia mendengar Rasulullah SAW, bersabda, “Setiap orang bernaung di bawah perlindungan sedekahnya hingga ditetapkan hisab (perhitungan) di antara manusia di yaumil akhir.

Beberapa macam sedekah :

1.      Senyuman
Senyuman ikhlas yang diberikan untuk orang lain merupakan sedekah. Dengan senyuman, kita dapat merapatkan ukhuwah dan kasih sayang serta menggemberikan hati orang lain.

2.      Amar makrum dan nahi mungkar
Berpesan dengan kebaikan dan mencegah terjadinya kemungkaran merupakan satu sedekah. Keadaan ini bisa juga diartikan sebagai menyelamatkan teman kita dari azab neraka.

3.      Membantu menyelesaikan masalah orang lain
Dalam satu haditsnya, Rasulullah SAW, menyatakan bahwa menunjukkan jalan kepada orang yang sesat merupakan sedekah. Jika kita menyelesaikan kesusahan dan melepaskan saudara kita dari kesempitan, perbuatan kita itu dianggap sebagai sedekah.

4.      Membuang benda yang menjadi penghalang di jalan
Membuang benda-benda yang berbahaya dan menghalangi serta mengganggu perjalanan seperti duri, kaca, kayu dan sebagainya merupakan sedekah.

5.      Uang atau harta benda
Kita mengulurkan sedekah atau harta benda lain seperti pakaian, makanan, tempat tinggal, dan tanah tempat kediaman juga merupakan sedekah.

Sedekah ? Sederhana aja. Seperti sebuah senyuman, sederhana bukan ?. Sangat simpel malah tak memerlukan biaya hanya cukup mengerakkan mulut dan bibir membentuk segaris senyuman diiringi kesumringahan wajah dan mata terciptalah sebuah senyuman. Senyum yang tulus yah… Sudah bernilai sedekah.

“Allah telah memberikan anugrah kepadamu maka keluarkan anugrahNya harta akan sirna dan umur akan berakhir pula. Harta itu laksana air, jika kau simpan akan bau dan jika kau alirkan akan senantiasa segar”

Semakin banyak engkau berbagi, semakin banyak engkau menerima

Senin, 13 Juni 2011

Kisah 22 Pertanyaaan

Kisah Nyata Seorang Pemuda Arab Yang Menimba Ilmu Di Amerika

Ada seorang pemuda arab yang baru saja menyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan ia mampu mendalaminya. Selain belajar, ia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika, ia berke-nalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah SWT memberinya hidayah masuk Islam.
Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas di dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut. Temannya itu meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja. Semula ia berkeberatan. Namun karena ia terus mendesak akhirnya pemuda itupun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka. Ketika pendeta masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk.
Di saat itu si pendeta agak terbelalak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, "Di tengah kita ada seorang muslim. Aku harap ia keluar dari sini." Pemuda arab itu tidak bergeming dari tempatnya. Pendeta tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun ia tetap tidak bergeming dari tempatnya. Hingga akhirnya pendeta itu berkata, "Aku minta ia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya." Barulah pemuda ini beranjak keluar.
Di ambang pintu ia bertanya kepada sang pendeta, "Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang muslim." Pendeta itu menjawab, "Dari tanda yang terdapat di wajahmu." Kemudian ia beranjak hendak keluar. Namun sang pendeta ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini, yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memojokkan pemuda tersebut dan sekaligus mengokohkan markasnya. Pemuda muslim itupun menerima tantangan debat tersebut.
Sang pendeta berkata, "Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat."
Si pemuda tersenyum dan berkata, "Silahkan!
Sang pendeta pun mulai bertanya:
  1. Sebutkan satu yang tiada duanya, 
  2. Dua yang tiada tiganya,
  3. Tiga yang tiada empatnya,  
  4. Empat yang tiada limanya, 
  5. Lima yang tiada enamnya,
  6. Enam yang tiada tujuhnya,
  7. Tujuh yang tiada delapannya,
  8. Delapan yang tiada sembilannya,  
  9. Sembilan yang tiada sepuluhnya,
  10. Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh,  
  11. Sebelas yang tiada dua belasnya,
  12. Dua belas yang tiada tiga belasnya,
  13. Tiga belas yang tiada empat belasnya. 
  14. Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh! 
  15. Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya? 
  16. Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga?    
  17. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya? 
  18. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!  
  19. Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diadzab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api? 
  20. Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yang diadzab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu?   
  21. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar!  
  22. Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?" 
Mendengar pertanyaan tersebut pemuda itu tersenyum dengan senyuman mengandung keyakinan kepada Allah. Setelah membaca basmalah ia berkata,
  1. Satu yang tiada duanya ialah Allah SWT.
  2. Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang. Allah SWT berfirman, "Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tan-da (kebesaran kami)." (Al-Isra': 12).
  3. Tiga yang tiada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.
  4. Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur'an.
  5. Lima yang tiada enamnya ialah shalat lima waktu.
  6. Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ketika Allah SWT menciptakan makhluk.
  7. Tujuh yang tiada delapannya ialah langit yang tujuh lapis. Allah SWT berfirman, "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang." (Al-Mulk: 3).
  8. Delapan yang tiada sembilannya ialah malaikat pemikul Arsy ar-Rahman. Allah SWT berfirman, "Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka." (Al-Haqah: 17).
  9. Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu'jizat yang diberikan kepada Nabi Musa j: tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang.*
  10. Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah kebaikan. Allah SWT berfirman, "Barangsiapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat." (Al-An'am: 160).
  11. Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah saudara-saudara Yusuf .
  12. Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah mu'jizat Nabi Musa  yang terdapat dalam firman Allah, "Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, 'Pukullah batu itu dengan tongkatmu.' Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air." (Al-Baqarah: 60).
  13. Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah saudara Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.
  14. Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Shubuh. Allah SWT ber-firman, "Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing." (At-Takwir: 18).
  15. Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus AS.
  16. Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Yusuf , yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala." Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka, " tak ada cercaaan ter-hadap kalian." Dan ayah mereka Ya'qub berkata, "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
  17. Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara keledai. Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keledai." (Luqman: 19).
  18. Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapak dan ibu adalah Nabi Adam, malaikat, unta Nabi Shalih dan kambing Nabi Ibrahim.
  19. Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diadzab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah SWT berfirman, "Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim." (Al-Anbiya': 69).
  20. Makhluk yang terbuat dari batu adalah unta Nabi Shalih, yang diadzab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ash-habul Kahfi (penghuni gua).
  21. Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah tipu daya wanita, sebagaimana firman Allah SWT, "Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar." (Yusuf: 28).
  22. Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah tahun, ranting adalah bulan, daun adalah hari dan buahnya adalah shalat yang lima waktu, tiga dikerjakan di malam hari dan dua di siang hari.
Pendeta dan para hadirin merasa takjub mendengar jawaban pemuda muslim tersebut. Kemudian 
ia pamit dan beranjak hendak pergi. Namun ia mengurungkan niatnya dan meminta kepada pendeta agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh sang pendeta.
Pemuda ini berkata, "Apakah kunci surga itu?" mendengar pertanyaan itu lidah sang pendeta menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rona wajahnya pun berubah. Ia berusaha menyem-bunyikan kekhawatirannya, namun hasilnya nihil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun ia berusaha mengelak.
Mereka berkata, "Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya ia jawab, sementara ia hanya memberimu satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya!"
Pendeta tersebut berkata, "Sungguh aku mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, namun aku takut kalian marah."
Mereka menjawab, "Kami akan jamin keselamatan anda."
Sang pendeta pun berkata, "Jawabannya ialah: Asyhadu an La Ilaha Illallah wa anna Muhammadar Rasulullah."
Lantas sang pendeta dan orang-orang yang hadir di gereja itu memeluk agama Islam. Sungguh Allah telah menganugrahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda muslim yang bertakwa.**
* Penulis tidak menyebutkan yang kesembilan (pent.)
** Kisah nyata ini diambil dari Mausu'ah al-Qishash al-Waqi'ah melalui internet, www.gesah.net

Selasa, 07 Juni 2011

MERAIH KEBERKAHAN WAKTU


“Motivasi adalah sesuatu yang membuat Anda memulai, kebiasaan adalah sesuatu yang membuat Anda melanjutkan”
(Jim Ryan)

Setiap manusia yang hidup di muka bumi ini melewati waktu yang sama, yaitu 60 detik dalam satu menit, 60 menit dalam satu jam, 24 jam dalam sehari semalam, 7 hari dalam seminggu, 52 minggu dalam setahun, 365 hari dalam satu tahun dan seterusnya. Jika anda saat ini telah menginjak usia 60 tahun dan rata-rata tidur 8 jam sehari maka anda telah memakai waktu selama 20 tahun hanya untuk tidur saja.

Itu sekedar ilustrasi yang patut menjadi bahan perenungan kita bersama. Ternyata, kita banyak menggunakan waktu hanya untuk pekerjaan yang kurang bermanfaat. Survey membuktikan bahwa untuk urusan tidur saja, seseorang dapat menghabiskan waktu yang begitu panjangnya. Sungguh ironis, apalagi jika orang tersebut belum mempunyai prestasi yang besar dan bermanfaat bagi masyarakat.

Simaklah sebuah ilustrasi mengenai “Manajemen Waktu” berikut ini :

Pada suatu hari, sang ahli “Manajemen Waktu” ini berbicara di depan sekelompok mahasiswa jurusan bisnis. Ia memakai ilustrasi yang tidak akan mudah dilupakan oleh para mahasiswa.

Ketika ia berdiri di hadapan mahasiswanya, ia berkata, “Baiklah, sekarang waktunya kuis!”

Kemudian ia mengeluarkan toples berukuran galon yang bermulut cukup besar dan meletakkannya di atas meja. Ia juga mengeluarkan selusin batu berukuran sebesar kepalan tangan dan meletakkannya satu per satu ke dalam toples dengan penuh hati-hati.

Ketika batu-batu itu memenuhi toples hingga tidak ada lagi batu yang muat untuk masuk ke dalamnya, ia pun bertanya, “Apakah toples ini telah penuh?”

Semua mahasiswa menjawab serentak, “Sudah!”

Kemudian ia bertanya, “Benarkah?”

Para mahasiswanya menjawab mantap, “Benar!”

Dengan senyum di bibir, ia lalu meraih sekeranjang kerikil dari bawah meja. Ia memasukkan kerikil-kerikil itu ke dalam toples dengan sedikit mengguncang-guncangkannya sehingga kerikil itu mendapat tempat di antara celah-celah batu-batu itu.

Ia pun bertanya sekali lagi kepada mahasiswanya, “Apakah toples ini sudah penuh?”
Kali ini mahasiswanya hanya tertegun.

“Mungkin belum!” salah satu dari mereka menjawab dengan agak ragu.

“Bagus!” jawabnya tegas

Masih dengan senyum, kembali tangannya meraih bagian bawah meja dan dikeluarkannya sekeranjang pasir. Ia mulai memasukkan pasir itu ke dalam toples dan pasir itu dengan mudah langsung memenuhi ruang-ruang kosong di antara kerikil dan bebatuan.

Sekali lagi ia bertanya, “Apakah toples ini sudah penuh?”

“Belum!” serentak mahasiswanya menjawab, seakan telah mengerti apa yang dimaksud sang ‘Manajemen Waktu” itu.

Sekali lagi ia berkata, “Bagus!”

Ia lalu mengambil sebotol air dan mulai menyiramkannya ke dalam toples hingga toples itu terisi penuh.

Si Ahli itu menatap tajam setiap maata para mahasiswanya dan bertanya, “Apakah maksud dari ilustrasi ini?”

Seorang mahasiswa yang antusias langsung menjawab, “Maksudnya, betapa pun penuhnya jadwal Anda, jika Anda berusaha pasti masih dapat menyisipkan jadwal lain ke dalamnya!”

“Bukan!” jawab si Ahli

Para mahasiswa itu terperangah dan merasa bingung. Sebagian dari mereka, mulutnya terkatup.

“Bukan itu maksudnya. Sebenarnya, ilustrasi ini mengajarkan kepada kita semua bahwa jika bukan batu besar yang pertama kali kalian masukkan maka kalian tidak akan pernah dapat memasukkan batu besar itu ke dalam toples tersebut,” ujar si Ahli mengutarkan maksud dari ilustrasi tadi.

“Apakah wujud ‘batu-batu besar’ dalam hidupmu?” kata sang Ahli itu selanjutnya, “mungkin masa depan anak-anakmu, suami atau istrimu, orang-orang yang kalian sayangi, persahabatanmu, kesehatanmu dan mimpi-mimpimu, serta segala hal yang kalian anggap paling berharga dalam hidup.”

Selanjutnya, ia memperingatkan mereka, “Ingatlah untuk selalu meletakkan ‘batu-batu besar’ tersebut sebagai yang pertama atau kalian tidak akan pernah mempunyai waktu untuk memperhatikannya. Jika kalian mendahulukan hal-hal yang kecil dalam prioritas waktu maka kalian hanya memenuhi hidup dengan hal-hal yang kecil, kalian tidak akan mempunyai waktu untuk melakukan hal-hal yang besar dan berharga dalam hidup.”

Begitulah akhirnya sang Ahli “Manajemen Waktu” itu berhasil menggugah para mahasiswanya untuk sungguh-sungguh memanfaatkan waktu mereka yang berharga itu dengan hal-hal yang besar dan tujuan-tujuan besar. Kisah di atas tentu telah menggugah kita untuk memahami bahwa jika kita tidak pandai dalam mengelola waktu maka kita akan selamanya akan mengerjakan pekerjaan yang kecil saja dan tidak pernah sempat “berpikir besar” atau melakukan hal-hal yang besar sehingga prestasi kita hanya kecil-kecil saja.

*Grasping The Success*
*Nelson Anand*