RSS

Senin, 03 Januari 2011

Berawal dari Mimpi, Berakhir Kenyataan…

 “The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams”
(Masa depan adalah milik mereka yang memiliki keyakinan akan keindahan sebuah mimpi).
Eleanor Roosevelt (istri Presiden Amerika Serikat ke-32)
 

Mimpi…

Bagi sebagian orang “mimpi” mungkin bisa didefenisikan sebagai bunga tidur atau sebuah angan-angan. Ya, pada hakikatnya mimpi adalah angan-angan, khayalan, impian, cita-cita kalau menurut saya.

Tapi kali ini, mimpi yang kita ceritakan adalah mimpi dalam artian sebuah cita-cita. Cita-cita untuk mencapai dan mendapatkan sesuatu yang kemudian itu menjadi motivasi kuat untuk melakukan sesuatu guna mendapatkan kehidupan ekonomi yang mapan. Salah satu contohnya.

Seperti dinyatakan oleh pengusaha terkenal Ir. Ciputra ketika ditanya kunci kesuksesannya dalam membangun bisnis properti di Indonesia, dia menjawab kuncinya hanya dua yakni mimpi dan kerja keras. Sedangkan, menurut sutradara film monumental “The Godfather” Francis Ford Coppola bahwa “It was the man’s dream and his inspiring attempt to make them come true that remain important” (Itu mimpi manusia yang terpenting, dan upaya yang inspiratif mewujudkan mimpi itu menjadi kenyataan). Seseorang tidak cukup hanya bermimpi atau bercita-cita, akan tetapi yang terpenting adalah mewujudkannya menjadi sebuah kenyataan.

Mimpi atau cita-cita harus bersifat konkret dan spesifik. Artinya ketika seseorang hendak memimpikan atau mencita-citakan sesuatu harus terlebih dahulu dilihat apakah mimpi-cita-cita itu bersifat spesifik atau terlalu umum.

Seperti kisah sukses Sang Pemimpi (Penemu) walkman, Akio Morita.

Mimpi bukanlah hal yang mustahil untuk diwujudkan. Begitulah keyakinan Akio Morita, ketika pertama kali ia memimpikan adanya sebuah mesin kecil dengan pengeras suara yang dapat dengan mudah dibawa-bawa, meski sedang asyik bermain golf.

Pada masanya mungkin mimipi itu sulit untuk diwujudkan. Menemukan mesin dalam ukuran kecil, namun memiliki fungsi sama dengan mesin yang besar seperti radio yang biasa ada di rumah-rumah. Akio tidak berhenti sampai disitu. Melainkan melalui mimpinya itu kemudian mengantarkannya menemukan mesin mungil yang dinamakannya walkman pada tanggal 1 Juli 1979. Mesin ini kemudian diberi merk dengan Sony.

Ia mampu memperlihatkan seorang yang tidak hanya pekerja keras dan pemikir cerdas, melainkan juga ia seorang yang berani membangun mimpi yang besar. Pada masanya boleh jadi belum terpikir untuk menemukan mesin kecil yang efektif dibawa kemana pun ketika setiap pemiliknya pergi. Namun dengan keberaniannya untuk bermimpi, ia telah menemukan apa yang tidak pernah dipikirkan oleh orang-orang seusianya.

Akio tentu saja menyadari bahwa kekuatan kerjanya tidak terbatas pada uang, melainkan yang utama terletak pada kekuatan mimpinya yang memungkinkannya untuk terus memacu melakukan inovasi. Mimpi dalam pandangannya seakan menjadi amunisi untuk tetap berada dalam jalurnya dan mimpi pula yang menjadi tapal batas bagi Akio untuk memulai kerjanya. Akio telah berani bermimpi atas yang apa orang lain mimpikan, atau bahkan orang lain yang menilai mustahil untuk diwujudkan.

Sejak kecil Akio memiliki kesenangan khusus dalam membongkar setiap elektronik yang tak terpakai. Anak yang lahir pada tanggal 27 Januari 1921 ini sering kali kena marah orangtuanya karena terlalu sibuk mengurusi mesin-mesin elektronik yang tak terpakai sehingga membuat nilai pelajarannya anjlok. Saking kesalnya, sang ayah dengan ulah putranya, akhirnya memutuskan untuk membuang setiap mesin-mesin yang tengah diotak-atik.

Mendapat penolakan terhadap kreativitasnya, ternyata tidak membuat Akio berhenti untuk terus menerus melakukan eksperimen. Sekali waktu ia mendapati ayahnya membelikan gramofon (alat putar piringan hitam) untuk ibunya. Dan tanpa sepengetahuan ayahnya, Akio kemudian mengotak-atik gramofon mengingat kurang jernih suaranya. Namun tak dikiranya mesin baru itu telah dibuatnya rusak.

Setelah beranjak dewasa, ia terus mengasah hobi dan kesenangannya mengotak-atik mesin elektronik hingga kemudian membawa manfaat dia diterima di sebuah perusahaan terkemuka. Di sanalah ide-ide liarnya diwujudkan. Di bawah bendera Sony akhirnya ditemukan berbagai jenis produk elektronik. Pada tahun 1955 ditemukan radio transistor dengan tenaga baterai, TV hitam putih portable dengan teknologi solid-state tahun 1959 dan floppy disk-drive 3,5 inchi pada tahun 1981. Hingga ditemukan berbagai inovasi-inovasi lainnya dalam bidang elektronik.

Akio adalah salah satu di antara figur orang yang berhasil dengan mimpinya yang besar. Demikian keberanian Akio Morita dalam bermimpi. Dari seorang anak pengusaha sake (minuman khas rakyat Jepang) kini Akio telah berhasil menjadi seorang milyarder. Ia telah berani bermimpi di tengah orang-orang yang tidak pernah memikirkannya. Betapa pun kemudian dia tidak pernah membayangkan kalau mimpinya itu akan menjadi raksasa besar dalam bisnis mesin elektronik. Hanya dengan berbekal keberanian bermimpi disertai kemauan kuat dalam mewujudkannya, ia akhirnya berhasil mengembangkan sayap perusahaannya menjadi perusahaan terkemuka bukan hanya di Jepang tapi di dunia.

*Dari Buku 23 Karakter Pemuda Pilihan*
Anivsmile……


0 komentar:

Posting Komentar