RSS

Jumat, 11 Februari 2011

Teguran Indah di Hari Jum'at

Tidak seperti hari Jum'at sebelumnya dengan rutinitas Jum'at bersih. Hari ini saya dan seorang rekan kerja mengikuti senam di lapangan Polri setelah sekian lama vakum. Mulai hari ini diaktifkan kembali.

Saya yang notabene jarang berolahraga ingin juga mengikutinya. Janji jam tujuh kurang lima belas menit kumpul di kantor kemudian barengan ke lapangan Polri untuk mengikuti senam.

Usai acara senam, kami pun kembali ke kantor dan tenggelam dengan aktifitas masing-masing. Saya sendiri menempati meja kerja, menghidupkan komputer melanjutkan pekerjaan yang tertinggal semalam. Satu per satu dokumen penting saya keluarkan dari filling cabinet hingga bertumpuk di meja. Pelan-pelan saya mulai menginput angka-angka ke dalam tabel excel. Di tengah jalan saya baru tersadar bahwa satu dokumen lagi tidak saya temui di atas meja. Selanjutnya saya kembali ke filling cabinet mencari tapi tak kunjung ketemu, saya mencoba mengingat di laci ke berapa disimpan kemarin sambil membongkar laci kedua.

Di saat saya membongkar laci kedua, entah bagaimana caranya saya tidak paham, kejadiannya begitu cepat. Punggung tangan kanan saya koyak saat terantuk dasar laci pertama, sesaat saya bengong ‘kok bisa ya ?’. Lima menit pertama luka koyak itu tak mengeluarkan darah hanya rasa nyeri yang teramat sangat.

Setelah lukanya diobati, saya termangu di tempat duduk. ‘Kok bisa ya ?’ pikir saya, padahal tahun ini tahun ketiga filling cabinet itu membersamai perjalanan pekerjaan saya. Selama itu tak pernah ada luka yang berdarah.

Tiba-tiba saya tersadar dan baru ingat niat saya tadi pagi yang terlalaikan. Hah, mungkin ini teguran indah atas janji yang terlupakan, istighfar pun langsung meluncur dari mulut saya atas janji itu. Memohon ampun atas khilaf yang saya lakukan. Tadi pagi sebelum berangkat ke lapangan Polri untuk mengikuti senam. Saya sempat berniat, sepulang dari acara senam shalat dhuha baru dilaksanakan di kantor. Tapi niat itu terlalaikan dengan duniawi sesaat dan teguran yang mengingatkan itu datang ketika menjelang shalat Jum’at.

Saya sangat menyesal kehilangan kesempatan itu. Mulai sekarang saya akan mencoba untuk konsisten terhadap niat atau pun janji yang saya buat. Teguran itu datang untuk mengingatkan kelalaian hamba-hamba-Nya. Terima kasih Ya Allah, Engkau masih mengingat hamba-Mu yang lalai ini.

****anivsmile****

Siang menjelang sore…

Saya sangat begitu merasa bersalah dan teramat sangat dalam sesal di hati saya.

Kenapa ?

Karena dua orang teman saya kena musibah di jalan raya tepatnya di depan kos-kosan saya. Rencananya kedua teman saya ini mau singgah di tempat saya untuk mengambil undangan penting. Undangan yang ditujukan kepada atasan kami.

Mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Ketika kedua teman saya hendak berbelok menuju kos, tanpa disangka dan diduga sepeda motor mereka ditabrak oleh sepeda motor yang datang dari arah yang sama. Kedua teman saya itu tercampak ke aspal.

Saya sempat melihat sepeda motor yang dikemudikan oleh seorang Bapak yang sudah tua menabrak sepeda motor teman saya tadi. ‘Laa ilaha illallah Muhammaddar Rasulullah’ spontan terucap dari mulut saya ketika kedua teman saya itu tercampak dan salah satunya tertimpa sepeda motor. Saya berlari menghampiri keduanya, mengangkat sepeda motor yang menimpa kaki kanan teman saya tadi. Sungguh, saya tidak tahu keberanian dan kekuatan darimana hingga saya bisa mengangkat GL PRO yang menimpa kakinya. Karena selama ini saya dilarang dokter mengangkat benda yang berat.

Kesal yang teramat sangat masih menggelayut di hati saya atas musibah itu. Karena sebelumnya terbersit di hati saya untuk mengurungkan niat atas undangan itu. Tapi tidak saya laksanakan. Karena terlalu banyak pertimbangan. Pertama, pelaksanaan acara di undangan itu bertepatan dengan hari libur. Kedua, pembina upacaranya langsung Bapak Number One di daerah ini. Ketiga, karena saya yang menerima undangan, saya tak ingin ada complain dikemudian hari karena tak ada perwakilan dari kantor.

Akhirnya, keputusan saya itu yang membawa petaka bagi mereka. Memang semua yang telah terjadi adalah realisasi dari qodo dan qodar yang harus dijalani. Tapi bagaimana pun juga, saya tetap merasakan rasa yang teramat tak enak di hati saya.

Teman saya dibawa berobat ke puskesmas setempat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Tidak ada saling tuntut, masing-masing ikhlas atas musibah yang barusan terjadi. Dan, tak perlu melibatkan aparat penegak hukum.

Special message for my friend :
Di, kakak minta maaf ya de atas musibah ini, kalau bukan karena kakak kalian berdua akan baik-baik saja. Teramat sangat dalam rasa sesal di hati kakak karena kakak tak bisa berbuat apa-apa untuk kalian.

Semoga lekas sembuh, beraktifitas kembali di Sekretariat bersama teman-teman yang lain. Amin..


anivsmile, sungguh penyesalan selalu mengekor, selalu datang terlambat

0 komentar:

Posting Komentar